Internet
sudah menjadi salah satu media aktraktif yang mempermudah dan mempercepat
penyelesaian tugas-tugas manusia. Bahkan internet dimanfaatkan untuk
menjalankan bisnis, yang dikenal dengan bisnis online.
Namun,
dalam dunia pendidikan khususnya sebagai media pembelajaran di kelas,
penggunaan internet masih sebatas pada searching
dan browsing berbagai informasi ilmu
pengetahuan. Aplikasi searching dan browsing yang banyak digunakan dan cukup
familiar di kalangan pengguna internet adalah google. Saking hebatnya di
Indonesia, google sering dijuluki dengan
sebutan “Mbah Google” atau “Om Google.”
Tidak
sedikit siswa dan guru sudah merasa puas dengan kerja-kerja “Mbah Google” atau
“Om Google.” Artinya guru memanfaatkan google
hanya sebagai “mesin pencari”, misalnya mencari, mengunduh, mengunggah, dan
menyimpan file-file untuk
pembelajaran. Fenomena ini pun terjadi dalam proses belajar mengajar di kelas
yang dilakukan oleh guru. Siswa diberi tugas, jawabannya cari di internet lalu dikirim
ke email milik guru. Meskipun sudah memanfaatkan teknologi internet, model
pembelajaran seperti itu masih dirasakan monoton dan membosankan bagi siswa
zaman now.
Dahsyatnya
perkembangan teknologi pembelajaran dan kemampuan siswa zaman now yang sangat akrab dengan teknologi
informasi Abad 21 setidaknya memotivasi guru untuk menguasai media pembelajaran
modern. Guru saat ini sedang berhadapan dengan siswa digital native, merekalah penduduk asli dunia maya.
Untuk
menyahuti hal tersebut di atas, pendidikan di Indonesia pun “dipaksa” untuk
menyesuaikan lajunya perkembangan dunia global. Diawali dari kurikulum 2013,
yang di dalamnya memuat sejumlah rekomendasi perubahan pola pembelajaran yang
dilakukan oleh guru.
Rekomendasi-rekomendasi
perubahan pola pembelajaran tertuang secara jelas dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan nomor 68 dan 69 tahun 2013 tentang struktur kurikulum
SMP/MTs dan SMA/MA, yang menegaskan, di antaranya adalah perubahan pola pembelajaran satu arah
(interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif
guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya). Selain
itu, perubahan pola pembelajaran yang selama ini terisolasi menjadi
pembelajaran secara jejaring, di mana peserta didik dapat menimba ilmu dari
siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui
internet.
Hal inilah yang mendasari penulis
untuk mengembangkan pola pembelajaran di kelas yang lebih komunikatif dengan memanfaatkan
media-media aktraktif dengan model pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan
teknologi informasi di Abad 21 ini.
Mengacu pada
pengembangan pola pembelajaran tersebut, maka perubahan paradigma guru pengguna
internet tidak hanya berkutat di searching
dan browsing tetapi melakukan pengembangan
metode dan pendekatan pembelajaran abad 21 dengan memanfaatkan secara maksimal web
2.0, minimal yang berbasis google.
Pemanfaatan Web 2.0 dalam Pembelajaran
Masih sering ditemukan bahwa pola
pembelajaran yang dilakukan oleh guru cenderung text book dan terpusat pada guru.
Solusi atas permasalahan pola tersebut sangatlah sederhana. Berbagai media
dalam dunia maya memberikan berbagai alternatif yang mampu mengakomodasi
semua fungsi dari proses pembelajaran, seperti web 2.0.
Menurut Gwen Solomon dan Lynne
Schrum (2011), Web 2.0 merupakan istilah yang diberikan untuk menggambarkan
generasi kedua dari world wide web
(www) yang difokuskan pada kemampuan orang untuk berkolaborasi dan berbagi
informasi secara online. Web 2.0 memberikan kesempatan pada guru untuk
terhubung, menciptakan, berkolaborasi, dan berbagi informasi. Guru selayaknya
mampu bekerja dengan alat Web 2.0 yang terdiri dari alat-alat kolaboratif
online dan aplikasinya, seperti weblog,
wiki, google+, skype, google earth, wordle, google drive, google classroom atau yang lainnya. Oleh penulis, guru yang dapat
mengoperasikan alat-alat kolaboratif dari layanan google disebut googler
Istilah
googler sebenarnya adalah sebutan bagi karyawan google. Para karyawan ini betah bekerja berjam-jam di kantor karena
segala fasilitas yang diinginkannya tersedia. Mereka terus mengembangkan
kemampuan google untuk kenyamanan
pengguna internet. Dalam dunia pendidikan, penulis memaknai googler sebagai guru yang mampu
memaksimalkan internet dengan memanfaatkan konten aplikasi minimal generasi web
2.0 dari google itu sendiri, seperti weblog untuk konten pembelajaran
kolaboratif, google drive untuk media
penyimpanan file-file pembelajaran, atau google+
untuk sosial media.
Sebagai guru, penulis sering memanfaatan
web 2.0 dalam pembelajaran yang dikemas dalam model blended learning. Blended learning merupakan pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran tradisonal (tatap muka) dengan
pembelajaran pembelajaran modern yang berbasis komputer atau website. Prinsip dasarnya adalah
komunikasi langsung tatap muka di kelas dan komunikasi secara online di luar jam tatap muka. Komunikasi
secara online yang dimaksud adalah pembelajaran berbasis web 2.0, sebagai
contoh penulis menggunakan aplikasi kolaboratif antara weblog, google
drive, dan media sosial, seperti WatsApp, telegram, atau facebook.
Secara teknis, penulis menyiapkan 2 (dua) weblog untuk pembelajaran yakni blog
guru dan blog siswa/kelas. Blog guru digunakan untuk menulis konten-konten
materi pembelajaran termasuk tugas yang akan dikerjakan oleh siswa yang sudah
dibagi dalam kelompok-kelompok belajar. Materi dan tugas yang upload di weblog penulis disusun sesuai dengan
rencana pembelajaran model blended
learning. Blog siswa/kelas digunakan untuk mempublikasikan tugas-tugas
siswa sesuai dengan petunjuk guru.
Tugas
yang sudah dikerjakan siswa dapat dikirim dengan bantuan aplikasi google drive yang sudah disematkan di weblog tersebut. Tersedia pula tes online untuk mengetahui penguasaan siswa
atas pemahaman materi yang telah dipelajari.
Pada
pembelajaran tatap muka di kelas, guru melakukan konfirmasi terkait dengan
materi dan tugas yang sudah dikerjakan oleh siswa secara online. Siswa melakukan presentasi sesuai tugas kelompok dengan
menayangkan hasil kerja kelompok melalui tayangan blog siswa/kelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar